Mendirikan sebuah perusahaan keluarga dianggap sebagai salah satu opsi dalam menjalankan usaha yang menjanjikan.
Apalagi jika bisnis yang dijalankan meraih kesuksesan, maka bisa menjadi sumber prestise yang luar biasa.
Walau terlihat menjanjikan, nyatanya bisnis keluarga tidak terlepas dari berbagai macam hambatan.
Salah satunya risiko yang dihadapi oleh perusahaan keluarga adalah adanya gugatan atas hak waris di antara pihak keluarga.
Konflik di atas sering terjadi pada bisnis keluarga karena para anggota keluarga memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Karena itu, para pihak yang ingin membangun bisnis keluarga harus memenuhi beberapa persyaratan agar usaha dapat berjalan sukses.
Untuk membantu kamu dalam mendirikan bisnis keluarga, di bawah ini adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum perusahaan keluarga berjalan.
Contoh Perusahaan Keluarga
Terdapat beberapa contoh bisnis keluarga yang cukup terkenal di Indonesia, salah satunya adalah Wings Group.
Perusahaan Wings pertama kali berdiri sejak tahun 1948 yang didirikan oleh Ferdinand Katuari dan Harjo Sutanto.
Kedua pendiri perusahaan Wings tersebut memulai usahanya dengan memproduksi sabun colek.
Di kala Ferdinand memasuki usia senja, ia mewariskan bisnisnya kepada anaknya dan kini berubah menjadi perusahaan yang sudah menjual produk-produknya hingga luar negeri.
Wings Group menjadi salah satu contoh bagaimana perusahaan keluarga bisa menjadi sebuah bisnis yang mentereng hingga saat ini.
Pertimbangan Sebelum Menjalankan Bisnis Keluarga
Sebelum melangkah lebih jauh dalam mendirikan perusahaan keluarga, kamu harus pertimbangkan dulu beberapa faktor di bawah ini demi mencegah hal yang tak diinginkan, seperti pertikaian antar anggota keluarga.
Pertimbangan tersebut di antaranya adalah:
- Harus Memiliki Pembuat Keputusan Puncak
Ketika sedang menjalankan bisnis, pasti akan ada masa sulit dalam membuat keputusan
Untuk mengatasi masa sulit tersebut, kamu harus menentukan siapa yang akan membuat keputusan akhir untuk keperluan bisnis.
Sebaiknya, pilihlah seseorang yang dirasa memiliki jiwa kepempininan atau leadership yang baik sehingga mampu mengemban tanggung jawab besar tersebut.
- Tetap Berkomunikasi Secara Profesional
Tidak hanya pada hubungan bersosial saja, komunikasi juga perlu di ranah profesional seperti mengelola bisnis.
Walau kamu merasa sudah memiliki ikatan yang kuat dengan keluarga, jangan pernah menyepelekan masalah komunikasi.
Jika terjadi masalah pada bisnis, alangkah baiknya kamu mengkomunikasikannya dengan keluarga secara profesional.
- Saling Kelola Ekspektasi
Jangan lupa untuk menyatukan pandangan perihal masa depan bisnis kepada sesama keluarga.
Kamu tidak boleh memiliki anggapan bahwa anggota keluarga yang lain akan memiliki ekspektasi yang sama denganmu.
Tetapkan ekspektasimu dengan keluarga lain untuk menyamakan visi perihal usaha kamu kedepannya
- Jangan Lupakan Rencana Masa Depan
Ingat! Perencanaan yang matang menjadi salah satu kunci suksesnya bisnis.
Dengan memiliki rencana pada bisnis, kamu jadi tahu apa saja langkah yang harus dilakukan demi mengembangkan bisnis keluarga.
Adanya rancangan untuk masa depan juga membantu usaha untuk terus berjalan sesuai rencana di awal jika seandainya terjadi pertikaian atau perbedaan pendapat.
Persyaratan Perusahaan Keluarga
Terdapat beberapa aturan yang harus kamu lakukan terlebih dahulu sebelum membuka bisnis keluarga.
Ini dia syarat-syarat yang harus kamu miliki.
- Membuat Perjanjian Pisah Harta
Bagi kamu yang menjalin hubungan keluarga, maka bisa mempertimbangkan untuk membuat perjanjian pisah harta.
Perjanjian pisah harta merupakan dokumen yang dibuat oleh suami istri untuk mengatur pemisahan harta dan tanggung jawab keuangan selama perkawinan.
Dalam konteks mendirikan perusahaan keluarga, perjanjian pisah harta penting untuk dilakukan untuk memisahkan harta pihak suami/istri yang bukan merupakan bagian dari bisnis.
Perjanjian pisah harta ini penting untuk dibuat untuk memisahkan harta pihak suami/istri yang bukan menjadi bagian dari bisnis keluarga.
Dalam perjanjian pisah harta, dapat diatur secara spesifik mengenai:
- Pemisahan Aset dan Utang, menentukan cara pemisahan harta dan tanggung jawab keuangan pasangan.
- Pembagian Aset, menetapkan metode pembagian aset selama pernikahan atau jika pernikahan berakhir.
- Properti Pribadi, penentuan batasan antara properti pribadi masing-masing pasangan.
Pasangan suami istri memiliki kebebasan dalam mengatur harta lewat perjanjian pisah harta kapanpun mereka memutuskan.
Hal ini sesuai dengan Pasal 29 UU 1/1974 pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 69/PUU-XIII/2015.
- Membuat Perjanjian Founder/Shareholders Agreement
Perjanjian founder atau shareholders agreement adalah kesepakatan yang mengatur hubungan, hak, dan kewajiban antara pihak pemilik dalam perusahaan.
Perjanjian ini mencakup beberapa poin penting, yaitu:
- Dividen, mengatur pembagian dividen dan saham non-dividen antara pemegang saham.
- Hak Menunjuk Direksi/Dewan Komisaris, menentukan hak pemegang saham khusus untuk menunjuk anggota direksi atau dewan komisaris.
- Pre-emptive Rights, hak pemegang saham untuk mendapatkan penawaran terlebih dahulu atas saham baru.
- Tag Along Drag Along Rights, hak pemegang saham minoritas untuk ikut serta dalam penjualan saham dan hak pemegang saham mayoritas untuk memaksa penjualan saham minoritas.
- Klasifikasi Saham, rincian mengenai klasifikasi saham, termasuk besaran saham dan nama pemegang saham.
- Pengalihan Saham, tata cara pengalihan saham yang sesuai dengan kesepakatan pemegang saham.
- Non-Compete Clause, larangan pemegang saham untuk menggunakan informasi perusahaan untuk kepentingan kompetitor.
- Penyelesaian Sengketa, prosedur penyelesaian sengketa, termasuk resolusi musyawarah dalam hal terjadi perselisihan antar pemegang saham
- Exit-Close Mechanism, cara pemegang saham dapat keluar dari perusahaan.
- Memilih Bentuk Badan Usaha yang Tepat
Di saat ingin memilih badan usaha untuk bisnis keluarga, salah satu opsi legalitas usaha yang sering dipakai adalah menggunakan Perseroan Terbatas (PT).
Sebab, PT menawarkan berbagai keuntungan yang membuatnya menjadi pilihan tepat bagi bisnis keluarga, yakni:
- Pemisahan Kekayaan Pribadi dan Bisnis
Dengan mendirikan PT, aset pribadi akan terpisah dari aset bisnis.
Jika perusahaan mengalami kerugian atau tuntutan hukum, harta pribadi pemilik tidak akan terpengaruh secara langsung karena pembayaran kerugian hanya mengurangi aset bisnis.
Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU 40/2007).
Pasal 3 ayat (1) UU 40/2007 melindungi aset pribadi pemegang saham dengan membatasi tanggung jawab mereka hanya pada investasi di dalam perusahaan.
Kedua peraturan di atas memberikan perlindungan hukum terhadap tanggung jawab bisnis sehingga resiko kehilangan harta pribadi lebih rendah.
- Pengumpulan Modal Lebih Mudah
PT biasanya lebih menarik perhatian pihak eksternal yang ingin berinvestasi dalam bisnis keluarga.
Salah satu keunggulan PT adalah kemudahan dalam memperoleh dana lewat berbagai metode seperti Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) untuk perusahaan terbuka, penawaran tertutup (private placement), dan penerbitan saham.
Kesimpulan
Perusahaan keluarga merupakan opsi usaha yang menjanjikan dan bisa menjadi sebuah pencapaian yang patut dibanggakan ketika meraih kesuksesan.
Namun, membangun sebuah perusahaan keluarga tidak akan terlepas dari berbagai macam hambatan sebuah usaha
Karena itu, kamu harus memperhatikan beberapa persyaratan sebelum membuka bisnis keluarga.
Dengan mempertimbangkan dan menjalankan persyaratan perusahaan keluarga pada artikel di atas, diharapkan kamu bisa menjaga keharmonisan keluarga sembari mencapai kesuksesan pada usaha.



